MUSHOLLA AT-TAQWA
Jumat, 08 Mei 2015
Sejarah Kepemimpinan Islam: Sejarah Masa Kekhalifahan Abu Bakr
Sejarah Kepemimpinan Islam: Sejarah Masa Kekhalifahan Abu Bakr: SEJARAH ISLAM MASA KHALIFAH ABU BAKR ASH-SHIDDIQ 1. Kronologi Ringkas [1] : 632 M: · Peristiwa Tsaqifah Banu Saida...
Jumat, 01 Mei 2015
TENTANG SHOLAT JUM'AT
Sholat Jum'at mempunyai banyak keistimewaan dihadapan Allah,
ada beberapa hal yang berkaitan dengannya antara lain
1. mandi sebelum menuju Masjid
2. Bersegeralah untuk sholat Tahiyattul masjid, walaupun berada ditengah-tengah Adzan, hal itu dibenarkan.
3. Isi Shaf-shaf terdepan yang masih kosong, agar nantinya jama'ah yang masbu' (akhir) tidak melanggar Sutrah, (pembatas Sholat).
4. Hadapkan pandangan ke arah Khotib yang sedang berkhutbah
5. Tidak diperbolehkan berbicara saat khotib sedang berkhutbah
6. Tidak boleh mengantuk, bila itu terjadi lawanlah, atau dengan bergeser tempat duduk sedikit kedepan
atau belakang
7. Lirihkan/pelankan ucapan Amin saat khotib membaca do'a, dengan tidak mengangkat kedua tangan
ini diperuntukkan pada sholat jum'at
ada beberapa hal yang berkaitan dengannya antara lain
1. mandi sebelum menuju Masjid
2. Bersegeralah untuk sholat Tahiyattul masjid, walaupun berada ditengah-tengah Adzan, hal itu dibenarkan.
3. Isi Shaf-shaf terdepan yang masih kosong, agar nantinya jama'ah yang masbu' (akhir) tidak melanggar Sutrah, (pembatas Sholat).
4. Hadapkan pandangan ke arah Khotib yang sedang berkhutbah
5. Tidak diperbolehkan berbicara saat khotib sedang berkhutbah
6. Tidak boleh mengantuk, bila itu terjadi lawanlah, atau dengan bergeser tempat duduk sedikit kedepan
atau belakang
7. Lirihkan/pelankan ucapan Amin saat khotib membaca do'a, dengan tidak mengangkat kedua tangan
ini diperuntukkan pada sholat jum'at
Selasa, 25 Maret 2014
SHOLAT SUNNAH RAWATIB
Shalat Sunnah Rowatib
Shalat sunah rawatib adalah
shalat yang mengiringi solat wajib lima waktu dalam sehari yang bisa dikerjakan
pada saat sebelum sholat dan setelah solat. Fungsi salat sunat rawatib adalah
menambah serta menyempurnakan kekurangan dari shalat wajib.
Sesungguhnya di balik
disyariatkannya Shalat sunnah terdapat hikmah-hikmah yang agung dan rahasia
yang sangat banyak, di antaranya untuk menambah kebajikan dan meninggikan
derajat seseorang. Shalat sunah juga berfungsi sebagai penutup segala
kekurangan dalam pelaksanaan Shalat fardu. Shalat sunah juga mempunyai
keutamaan yang agung, kedudukan yang tinggi yang tidak terdapat pada
ibadah-ibadah lainnya, serta hikmah-hikmah yang lain.
Dari Rabi'ah bin Ka'b
al-Aslami, pelayan Rasulullah saw, berkata, "Aku pernah menginap bersama
Rasulullah saw, kemudian aku membawakan air wudu untuk beliau serta
kebutuhannya yang lain. Beliau bersabda, Mintalah kepadaku, maka
aku katakan kepada beliau, 'Aku minta agar bisa bersamamu di Surga', beliau
bersabda, 'Ataukah permintaan yang lain?' Aku katakan, 'Itu saja'. Beliau
bersabda, 'Kalau begitu, bantulah aku atas dirimu dengan banyak bersujud
(Shalat)'." (HR Muslim).
Dari Abu Hurairah ra , ia
berkata, "Rasulullah saw bersabda, 'Sesungguhnya amal seorang hamba
yang pertama kali di hisab (diperhitungkan) pada hari Kiamat nanti adalah
Shalatnya, apabila Shalatnya baik, maka sungguh dia telah beruntung dan
selamat, dan jika Shalatnya rusak, maka dia akan kecewa dan merugi. Apabila
Shalat fardunya kurang sempurna, maka Allah berfirman, 'Apakah hamba-Ku ini
mempunyai Shalat sunnah? Maka tutuplah kekurangan Shalat fardu itu dengan
Shalat sunnahnya.' Kemudian, begitu pula dengan amalan-amalan lainnya yang
kurang'." (HR Abu Daud, Tirmizi, dan lainnya, hadis sahih).
Shalat sunnah terbagi
menjadi dua, yaitu Shalat sunnah mutlak dan Shalat sunnah muqayyad. Shalat
sunnah mutlak itu dilakukan hanya dengan niat Shalat sunnah saja tanpa
dikaitkan dengan yang lain. Adapun Shalat sunnah muqayyad, di antaranya ada
yang disyariatkan sebagai penyerta Shalat fardu, yaitu yang biasa disebut
dengan Shalat sunnah rawatib: mencakup Shalat sunnah Subuh, Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya. Ada juga Shalat Dhuha, Shalat 'Idain, Shalat Kusuf dan
Khusuf, Shalat Hajah, Shalat Istikharah, dan Shalat-Shalat sunnah yang lain.
Adapun Shalat sunnah
rawatib (Shalat-Shalat sunnah yang mengiringi Shalat fardhu, baik sebelum
maupun sesudahnya), maka Shalat tersebut ada 18 rakaat.
§ Pertama, qobliyah
Dzuhur empat rakaat, dengan dua kali salam. Adapun ba'diyah Dzuhur empat
rakaat, juga dengan dua kali salam.
§ Kedua, qobliyah
Ashar empat rakaat, dengan dua kali salam. Adapun ba'diyahnya tidak ada.
Karena, Shalat sunat setelah Shalat Asar tidak diperbolehkan, kecuali Shalat
yang mempunyai sebab tertentu, seperti Shalat sunnah Tahiyatul Masjid, Shalat
Jenazah, Shalat sunnah Wudhu, dan lain-lain. Shalat-Shalat tersebut boleh
dilakukan setelah Ashar karena mempunyai sebab-sebab khusus.
§ Ketiga, qobliyah
Maghrib dua rakaat, dengan satu kali salam. Demikian pula Shalat
ba'diyahnya, yaitu dua rakaat dengan satu kali salam.
§ Keempat, qobliyah
Isya empat rakaat, dengan dua kali salam. Untuk ba'diyahnya cukup dua
rakaat dengan satu kali salam.
§ Kelima, qobliyah
Subuh dua rakaat, dengan satu kali salam. Seperti halnya Shalat Asar, maka
dalam Shalat Subuh ini tidak ada Shalat ba'diyahnya. Bahkan, setelah Shalat
Subuh--sebagaimana setelah Shalat Asar--diharamkan pula melakukan Shalat sunnah
apa pun, kecuali Shalat sunnah yang mempunyai sebab tertentu (dzaatus sabab).
Dari Ummu Habibah ra, ia
berkata, "Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Tidaklah
seorang hamba muslim melaksanakan Shalat sunnah (bukan fardhu) karena Allah,
sebanyak dua belas rakaat setiap harinya, kecuali Allah akan membangunkan
sebuah rumah untuknya di Surga'." (HR Muslim).
Penjelasan
tentang Sunnah Rawatib
Dari Ummu Habibah ra, ia
berkata, "Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda,
'Barangsiapa Shalat dalam sehari semalam dua belas rakaat, akan dibangun
untuknya rumah di Surga, yaitu empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat
sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah Isya dan dua rakaat
sebelum Shalat Subuh'." (HR Tirmidzi, ia mengatakan, hadis ini
hasan sahih).
Dari Ibnu Umar ra dia
berkata, "Aku Shalat bersama Rasulullah saw dua rakaat sebelum Dzuhur
dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Jum'at, dua rakaat sesudah
Maghrib, dan dua rakaat sesudah Isya'." (Muttafaq 'alaih).
Dari Abdullah bin Mughaffal
ra , ia berkata, "Bersabda Rasulullah saw, 'Di antara dua azan itu
ada Shalat, di antara dua azan itu ada Shalat, di antara dua azan itu ada
Shalat'. Kemudian, pada ucapannya yang ketiga beliau menambahkan: 'bagi yang
mau'." (Muttafaq 'alaih).
Dari Ummu Habibah ra, ia
berkata, "Rasulullah saw bersabda, 'Barangsiapa yang menjaga empat
rakaat sebelum Dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah mengharamkannya dari
api Neraka'." (HR Abu Daud dan Tirmidzi, ia mengatakan hadis ini
hasan sahih).
Dari Ibnu Umar ra, bahwa
Nabi saw bersabda, "Semoga Allah memberi rahmat bagi orang yang
Shalat empat rakaat sebelum Ashar." (HR Abu Daud dan Tirmizi, ia
mengatakan, hadis ini hasan).
Shalat-Shalat sunnah yang
kita sebutkan di atas merupakan Shalat sunnah rawatib yang sangat ditekankan.
Selain itu, ada juga Shalat sunnah mu'akkadah yang tidak boleh ditinggalkan
begitu saja, salah satunya adalah Shalat witir, yaitu Shalat sunnah yang
wakatunya dari setelah Isya hingga menjelang Subuh.
1. Dikerjakan sendiri-sendiri tidak berjamaah
2. Mengambil tempat salat yang berbeda dengan tempat melakukan
sholat wajib.
3. Shalat sunah rawatib dilakukan dua rokaat dengan satu salam.
4. Tidak didahului azan dan qomat
1. Salat sunat qabliyah / qobliyah adalah sholat sunah yang
dilaksanakan sebelum mengerjakan solat wajib.
2. shalat sunah ba'diyah adalah sholat yang dikerjakan setelah melakukan
shalat wajib.
Macam-macam Sholat Sunah
Rawatib
1. Salat sunat rawatib muakkad (ditekankan)
Adalah sholat sunat rawatib yang dikerjakan pada :
- Sebelum subuh dua rokaat
- Sebelum zuhur dua rokaat
- Sesudah dzuhur dua rokaat
- Sesudah maghrib dua rokaat
- Sesudah isya dua rokaat
2. Salat sunat rawatib ghoiru muakkad
Adalah sholat sunat rawatib yang dikerjakan pada :
- Sebelum zuhur dua rokaat
- Setelah zuhur dua rokaat
- Sebelum ashar empat rokaat
- Sebelum magrib dua rokaat
- Sebelum isya dua rokaat
Semoga Bermanfaat.
Minggu, 23 Maret 2014
Masjid Al-Aqsa di Yerusalem
Masjid Al-Aqsa, juga ditulis Al-Aqsha
(bahasa Arab:المسجد الاقصى, Al-Masjid Al-Aqsha (bantuan·info), arti harfiah: “masjid
terjauh”) adalah salah satu tempat suci agama Islam yang menjadi bagian dari
kompleks bangunan suci di Kota Lama Yerusalem (Yerusalem
Timur). Kompleks tempat masjid ini (di dalamnya juga termasuk Kubah Batu)
dikenal oleh umat Islam dengan sebutan Al-Haram Asy-Syarif atau “tanah suci
yang mulia”. Tempat ini oleh umat Yahudi dan Kristen dikenal pula dengan
sebutan Bait Suci (bahasa Ibrani: הַר הַבַּיִת, Har haBáyit,
bahasa Inggris: Temple Mount), suatu tempat paling suci dalam agama Yahudi yang
umumnya dipercaya merupakan tempat Bait Pertama dan Bait Kedua dahulu pernah
berdiri.[2][3]
Masjid Al-Aqsa secara luas dianggap sebagai tempat suci ketiga
oleh umat Islam. Muslim percaya bahwa Muhammad diangkat ke Sidratul Muntaha
dari tempat ini setelah sebelumnya dibawa dari Masjid Al-Haram di Mekkah ke
Al-Aqsa dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.[4] Kitab-kitab hadist menjelaskan bahwa
Muhammad mengajarkan umat Islam berkiblat ke arah Masjid Al-Aqsa (Baitul
Maqdis) hingga 17 bulan setelah hijrah ke Madinah. Setelah itu kiblat salat
adalah Ka’bah di dalam Masjidil Haram, Mekkah, hingga sekarang.[5] Pengertian
Masjid Al-Aqsa pada peristiwa Isra’ Mi’raj dalam Al-Qur’an (Surah Al-Isra’ ayat
1) meliputi seluruh kawasan Al-Haram Asy-Syarif.[6]
Masjid Al-Aqsa pada awalnya adalah rumah ibadah kecil yang
didirikan oleh Umar bin Khattab, salah seorang Khulafaur Rasyidin, tetapi telah
diperbaiki dan dibangun kembali oleh khalifah Umayyah Abdul Malik dan
diselesaikan oleh putranya Al-Walid pada tahun 705 Masehi.[7] Setelah gempa
bumi tahun 746, masjid ini hancur seluruhnya dan dibangun kembali oleh khalifah
Abbasiyah Al-Mansur pada tahun 754, dan dikembangkan lagi oleh penggantinya
Al-Mahdi pada tahun 780. Gempa berikutnya menghancurkan sebahagian besar
Al-Aqsa pada tahun 1033, namun dua tahun kemudian khalifah Fatimiyyah Ali
Azh-Zhahir membangun kembali masjid ini yang masih tetap berdiri hingga kini.
Dalam berbagai renovasi berkala yang dilakukan, berbagai dinasti kekhalifahan
Islam telah melakukan penambahan terhadap masjid dan kawasan sekitarnya, antara
lain pada bagian kubah, fasad, mimbar, menara, dan interior bangunan. Ketika
Tentara Salib menaklukkan Yerusalem pada tahun 1099, mereka menggunakan masjid
ini sebagai istana dan gereja, namun fungsi masjid dikembalikan seperti semula
setelah Shalahuddin merebut kembali kota itu. Renovasi, perbaikan, dan penambahan
lebih lanjut dilakukan pada abad-abad kemudian oleh para penguasa Ayyubiyah,
Mamluk, Utsmaniyah, Majelis Tinggi Islam, dan Yordania. Saat ini, Kota Lama
Yerusalem berada di bawah pengawasan Israel, tetapi masjid ini tetap berada di
bawah perwalian lembaga wakaf Islam pimpinan orang Palestina.
Minggu, 02 Maret 2014
Shalat Sunnah Tahajjud
karena arti Tahajjud adalah bangun pada malam hari.Afdhalnya shalat Tahajjud dilakukan pada sepertiga malam yang akhir yaitu kira-kita mulai jam 1.00 malam sampai menjelang masuk Yakut shubuh berdasarkan hadits Nabi:"Perintah Allah turun ke langit diwaktu tinggal sepertiga yang akhir dari waktu malam, lalu berseru, adakah orang-orang yang memohon ( berdoa ) pasti akan kukabulkan, adakah orang yang meminta, pasti akan kuberikan dan adakah yang mengharap ampunan, pasti akan kuampuni baginya sampai tiba waktu shubuh"(al Hadits).
Cara Melaksakan Shalat Tahajjud :
Shalat Tahajjud dilaksanakan dengan Munfarid ( tanpa berjamaah ), minimal dua rokaat dan maksimal tidak terhingga jumlah rakaatnya sampai hampir masuk waktu shubuh dan dilaksanakan setiap dua rakaat satu salam sebagaimana hadits Nabi saw:
"Shalat malam itu adalah dua rakaat, dua rakaat apabila khawatir akan masuk waktu shubuh maka berwitirlah satu rakaat saja" ( HR.Bukhari-Muslim ).
> Niat shalat Tahajjud didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram. "Aku niat shalat sunah Tahajjud dua rakaat karena Allah"
> Membaca doa Iftitah
> Membaca surat al Fatihah
> Membaca salah satu surat didalam al quran.Afdhalnya rokaat pertama membaca surat al Kafirun dan rakaat ke dua membaca surat al Ikhlas
> Ruku' sambil membaca Tasbih tiga kali
> I'tidal sambil membaca bacaannya
> Sujud pertama sambil membaca Tasbih tiga kali
> Duduk antara dua sujud sambil membaca bacaannya
> Sujud yang kedua sambil membaca Tasbih tiga kali.
> Setelah selesai rakaat pertama, lakukan rokaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali dan rakaat-rakaat selanjutnya sama dilakukan seperti contoh diatas.
> Setelah selesai shalat Tahajjud bacalah zikir yang mudah ( Allah - Allah - Allah ) terutama perbanyak Istigfar (mohon ampun), adakan dialog bathin dengan Allah sampaikan semua unek-unek yang ada dalam hati lalu ditutup dengan doa.
SHOLAT SUNNAH RAWATIB DAN KEUTAMAANNYA
Assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh.
Bismillahirrohmanirrohim
Sholat Sunnah Rowatib sepintas nampak seperti hal yang biasa menurut kita. Namun banyak dari kita yang tidak mengetahui bahwa Rosulullah tidak pernah meninggalkan sholat sunnah ini selain dalam perjalanan. Kalaupun tertinggal karena lupa, sakit atau tertidur, beliau mengqodo’nya. Dari sini dapat kita simpulkan betapa pentingnya kedudukan sholat sunnah rowatib ini disamping sholat-sholat fardlu.
Sholat Sunnah Rawatib sangat dianjurkan / ditekankan untuk dilakukan. Menurut pendapat beberapa ulama, orang yang terus menerus meninggalkannya maka ketakwaannya tidak bisa dipercaya dan ia pun berdosa. Alasannya, karena terus menerus meninggalkannya menunjukkan kadar keislamannya yang sangat rendah dan ketidakpeduliannya terhadap sholat sunnah rowatib. Adapun keistimewaan sholat sunnah rowatib adalah merupakan penambal kekurangan dan kesalahan seseorang ketika melaksanakan sholat fardlu. Karena manusia tidak terlepas dari kesalahan, maka ia membutuhkan sesuatu yang dapat menutupi kesalahannya tersebut.
Berdasarkan Hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a bahwa
Saya menghafal sepuluh rokaat dari Rosulullah: dua rokaat sebelum sholat zhuhur, dua rokaat setelah sholat zhuhur, dua rokaat setelah sholat maghrib di rumah beliau, dua rokaat setelah sholat isya’ di rumah beliau, dan dua rokaat sebelum subuh. Sebelum subuh ini adalah waktu di mana tidak seorang pun yang datang kepada Rosulullah SAW. Hafshah memberitahuku bahwa jika muazin mengumandangkan adzan dan fajar telah terbit, maka beliau sholat dua rokaat.
Berdasarkan hadist di atas dapat kita simpulkan bahwa sholat sunnah rowatib terdiri dari dua rokaat sebelum Dzuhur, dua rokaat setelah dzuhur, dua rokaat setelah maghrib, dua rokaat setelah isya’, dan dua rokaat sebelum subuh setelah terbit fajar.
Dalam Shohih Muslim diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa ia berkata
Rosulullah sholat empat rokaat sebelum sholat dzuhur di rumahku. Kemudian beliau keluar dan sholat bersama orang-orang, lalu pulang ke rumahku dan melakukan sholat dua rokaat.
Berdasarkan hadist riwayat ini, beberapa ulama menyimpulkan bahwa jumlah rokaat sholat sunnah rowatib adalah 12 rokaat.
Keutamaan melaksanakan sholat sunnah rowatib di rumah :
- Untuk menghindari riya’ (sikap pamer), ujub (membanggakan diri sendiri), dan untuk tidak memperlihatkan amal baik kepada khalayak ramai.
- Lebih mudah untuk khusyuk dan ikhlas lantaran suasananya yang sepi (tidak banyak orang).
- menghidupkan rumah dengan dzikir kepada Allah dan sholat seperti sabda Rosulullah,
Jadikanlah sebagian sholat kalian di rumah-rumah kalian, dan jangan kalian menjadikannya sebagai kuburan
Yang paling utama dari sholat-sholat sunnah rowatib ini adalah sholat sunnah sebelum fajar. Hal ini berdasarkan riwayat dari Aisyah r.a. bahwa ia berkata,
tidak ada sholat sunnah yang paling dijaga oleh Rosulullah selain dua rokaat fajar.
Rosulullah bersabda :
Dua rokaat sholat fajar lebih baik dari dunia dan seisinya
Oleh karena itu Roslullah selalu melakukan sholat dua rokaat fajar dan sholat witir, baik ketika di rumah maupun ketika dalam perjalanan.
Sholat sunnah rowatib selain witir dan sholat sunnah fajar tidak disunnahkan dilakukan ketika dalam perjalanan. Hal ini didasarkan dari riwayat ketika Ibnu Umar r.a. ditanya tentang sholat rowatib Dzuhur ketika dalam perjalanan ia berkata,
Seandainya aku melakukan sholat rowatib, tentunya aku tidak mengqoshor sholat.
Ibnul Qayyim berkata,
Termasuk tuntunan Rosulullah dalam perjalanan adalah mengqoshor sholat fardlu. Tidak ada riwayat dari beliau yang menunjukkan bahwa beliau melakukan sholat sunnah sebelum dan setelah sholat qoshor tersebut, kecuali sholat witir dan sholat sunnah fajar
Adapun dalam pelaksanaannya Rosulullah mensunnahkan untuk memendekkan sholat sunnah fajar. Berdasarkan riwayat Shohih Bukhori dan Muslim Aisyah r.a. berkata :
Rosulullah selalu memendekkan sholat dua rokaat sebelum sholat subuh.
Dalam sholat subuh, pada rokaat pertama setelah membaca Al Fatihah Rosulullah melanjutkannya dengan membaca surat Al Kafirun dan pada rokaat kedua dengan Al Ikhlash. Pernah juga pada rokaat pertama Rosulullah membaca surat Al Baqoroh ayat 136 setelah membaca Al Fatihah dan Ali Imron ayat 64 pada rokaat kedua. Hal ini juga dilakukan beliau pada sholat dua rokaat setelah maghrib berdasarkan riwayat Al Baihaqqi dan Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud r.a. yang menjelaskan tentang seringnya Roslulullah membaca surat Al Kafiruun dan Al Ikhlas pada sholat dua rokaat setelah sholat maghrib dan sebelum sholat subuh.
Jika dari sholat-sholat ini ada yang terlewat, disunnahkan untuk mengqodo’nya. Demikian juga jika terlewat sholat witir, maka disunnahkan untuk mengqodo’nya di siang hari. Rosulullah mengqodho’ dua rokaat sholat sunnah fajar dan sholat subuh ketika tertidur dan belum melaksanakannya. Beliau juga pernah mengqodho’ sholat sunnah qobliyah dzuhur setelah sholat ashar. Adapun disyariatkannya mengqodho’ sholat sunnah rowatib lainnya dapat dianalogikan sholat-sholat yang disebutkan di dalam nash hadist.
Rosulullah bersabda,
Barangsiapa tertidur atau lupa dan tidak sholat witir, hendaknya melakukannya ketika ia bangun atau ketika mengingatnya. (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).
Ketika mengqodho’ sholat witir, hendaknya juga mengqodho’ sholat sunnah sebelumnya. Hal ini didasarkan pada riwayat Aisyah r.a. yang ia berkata,
Rosulullah jika tidak sholat malam karena tidur atau sakit, beliau sholat di siang hari dua belas rokaat.
Demikian tadi telah diuraikan tentang keutamaan serta segala sesuatu yang berkaitan dengan sholat sunnah rowatib. Mudah-mudah bermanfaat bagi saudara-saudariku yang mau menegakkannya.
Wassalamualaikum warohmatullah wabarokatuh
===============
Dipetik dari Blog : AN NUURUL JUNDUM QOLBI
DAFTAR PENGURUS MUSHOLLA AT TAQWA
Ketua .............Bp Suradji, S.Pd
Wakil Ketua Bagian Kesekretariatan............Bp Wongso Toh Joyo
Wakil Ketua Bagian Keuangan...........Ibu Erna Astuti
Wakil Ketua Bagian Kerohanian........Bp Saridal
Wakil Ketua Bagian Pembangunan.........Bp Sri Yanto
Wakil Ketua Bagian Perlengkapan.........Bp Jayusman
Wakil Ketua Bagian Umum.......Bp Gunawan
Wakil Ketua Bagian Kamtib.........Bp Bambang Sutrisno
Wakil Ketua Bagian Pemeliharaan.............Bp Warto Wiyono
dan perawatan
Bidang Kesejahteraan...............Ibu Rokhayah
Ibu Rini Suryani
Ibu Mujiyanti
Ibu Rini Suryani
Ibu Mujiyanti
Langganan:
Postingan (Atom)